Migrain adalah jenis sakit kepala yang sangat umum terjadi di kalangan perempuan. Menurut penelitian, penyebab perempuan lebih berisiko terserang migrain dibandingkan dengan pria dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, perubahan hormon. Perempuan memiliki fluktuasi hormon yang lebih besar dibandingkan pria, terutama saat menjelang menstruasi, selama kehamilan, dan saat menopause. Fluktuasi hormon ini dapat memicu migrain pada perempuan, terutama migrain menstruasi yang terjadi sebelum atau selama menstruasi.
Kedua, faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa migrain memiliki komponen genetik yang kuat, sehingga jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat migrain, kemungkinan besar anggota keluarga lainnya juga akan mengalami migrain. Perempuan lebih rentan terhadap faktor genetik ini dibandingkan pria.
Ketiga, stres dan tekanan emosional. Perempuan cenderung lebih rentan terhadap stres dan tekanan emosional dibandingkan pria. Stres dan tekanan emosional dapat memicu serangan migrain pada perempuan, karena dapat menyebabkan ketegangan otot yang kemudian memicu sakit kepala.
Keempat, faktor lingkungan. Perempuan lebih rentan terhadap perubahan cuaca, cahaya terang, bau yang menyengat, dan suara yang keras, yang dapat menjadi pemicu migrain. Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko migrain pada perempuan.
Kelima, konsumsi obat-obatan. Perempuan cenderung lebih sering menggunakan obat-obatan, terutama obat hormonal seperti pil KB dan obat penenang, yang dapat menyebabkan migrain sebagai efek sampingnya.
Untuk mengurangi risiko terserang migrain, perempuan disarankan untuk mengelola stres dengan baik, menjaga pola makan yang sehat, menghindari konsumsi obat-obatan yang berisiko memicu migrain, dan melakukan olahraga secara teratur. Jika sering mengalami migrain, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.